Hot Todays

Thanks for like this cinema & info

Jumat, 19 Oktober 2012

Rabu, 12 September 2012

Hosting gratis













captcha



Submit new ticket
Captcha

Minggu, 29 Juli 2012

Minggu, 22 Juli 2012

Sabtu, 14 Juli 2012

| TUJUH KALI NAIK HAJI TIDAK BISA MELIHAT KA'BAH |

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.

Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara materi, mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji.

Segala perlengkapan sudah disiapkan. Singkatnya ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Kondisi keduanya sehat wal afiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. “Labaik allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah”.

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, “Ummi undzur ila Ka’bah (Bu, lihatlah Ka’bah).” Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi, ia terdiam. Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.

Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.

Padahal, tak ada masalah dengan kesehatan matanya. Beberapa menit yang lalu ia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya. Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitullah, mengharap rahmatNYA. Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugrah-Nya, dengan menatap Ka’bah, kelak. Anak yang saleh itu berniat akan kmebali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.

Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan di dekat Ka’bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak bisa melihat Ka’bah.

Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya.

Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka’bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap. Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.

Hasan tak habis pikir, ia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka’bah. Padahal, setiap berada jauh dari Ka’bah, penglihatannya selalu normal. Ia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperbuat ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal karena kesholehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa kesulitan berarti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud.

Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang saleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan seksama, kemudian meminta agar Ibu dari hasan mau menelponnya. anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, ia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut. Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun mau menelpon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya.

“Anda harus berterus terang kepada saya, karena masalah Anda bukan masalah sepele,” kata ulama itu pada Sarah.

Sarah terdiam sejenak. Kemudian ia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat kabar dari Sarah. Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelpon. “Ustad, waktu masih muda, saya bekerja sebagai perawat di rumah sakit,” cerita Sarah akhirnya. “Oh, bagus…..Pekerjaan perawat adalah pekerjaan mulia,” potong ulama itu. “Tapi saya mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram,” ungkapnya terus terang. Ulama itu terperangah. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

“Disana….” sambung Sarah, “Saya sering kali menukar bayi, karena tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbalan uang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka.”

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah.
“Astagfirullah……” betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. bayangkan, betapa banyak keluarga yang telah dirusaknya, sehingga tidak jelas nasabnya.

Apakah Sarah tidak tahu, bahwa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting.

Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas. Padahal, nasab ini sangat menentukan dala perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, yaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi.

“Cuma itu yang saya lakukan,” ucap Sarah.
“Cuma itu ? tanya ulama terperangah. “Tahukah anda bahwa perbuatan Anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah Anda hancurkan !”. ucap ulama dengan nada tinggi.

“Lalu apa lagi yang Anda kerjakan ?” tanya ulama itu lagi sedikit kesal.
“Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati.”
“Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia,” kata ulama.

“Ya, tapi saya memandikan orang mati karena ada kerja sama dengan tukang sihir.”
“Maksudnya ?”. tanya ulama tidak mengerti.

“Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati.”

“Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak mau masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam. Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya coba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan.”

Mendengar penuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah.

“Cuma itu yang kamu lakukan ? Masya Allah….!!! Saya tidak bisa bantu anda. Saya angkat tangan”.

Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi ia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu.

Akhirnya ulama itu berkata, “Anda harus memohon ampun kepada Allah, karena hanya Dialah yang bisa mengampuni dosa Anda.”

Bumi menolaknya. Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar kabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mencari tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah t elah bertobat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya. Karena tak juga memperoleh kabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di mesir. Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan kabar Sarah, ternyata kabar duka yang diterima ulama itu.

“Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelpon ustad,” ujar Hasan.

Ulama itu terkejut mendengar kabar tersebut.

“Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?”. tanya ulama itu.

Hasanpun akhirnya bercerita : Setelah menelpon sang ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas ijin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu terulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun pengantar jenazah yang menyadari bahwa tanah itu kembali rapat. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para pengantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi. Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayit.

Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus asa dan kecapaian karena pekerjaan mereka tak juga usai. Siangpun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satupun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri.

Dengan ijin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak tampak wajahnya, karena terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya,” Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!”. kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur mau menggali lubang untuk kemudian mengebumikan ibunya.

“Aku minta supaya kau jangan menengok ke belekang, sampai tiba di rumahmu, “pesan lelaki itu.

Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman, terbersit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langka h seribu, ia pun bergegas meninggalkan tempat itu.

Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman karena terbakar. Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan. Ia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu.

Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan ijin Allah akan hilang. Benar saja, tak berapa lama kemudian Hasan kembali mengabari ulama itu, bahwa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitaman hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.

(♥ Subhanallah & Semoga Bermanfaat ♥)
______________________________________________________
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Aamiin Ya rabbal 'alamiin |

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ...

Manfaat Shalat untuk Terapi Berpikir Positif

Ada yang mengatakan bahwa meditasi akan membangun pikiran positif kita. Sudah banyak orang yang membahas kehebatan dari meditasi. Apakah shalat meditasinya umat Islam? Tidak, shalat adalah ibadah yang diperintahkan Allah, namun jika dibandingkan dengan meditasi, shalat memiliki salah satu manfaat seperti manfaat meditasi yang memberikan ketenangan dan rasa damai kepada pelakunya. Kita sudah bahas bagaimana shalat membuat Rasulullah saw dan semua yang melakukannya akan mendapatkan kedamaian jika khusyu’.

Ketenangan dan kedamaian akan menjadikan kita memiliki pikiran yang jernih, sehingga pikiran kita akan selalu positif, kritis, dan kreatif. Bayangkan, kita melakukannya minimal 5 kali dalam sehari. Jika ditambah shalat sunah rawatib, dhuha, dan tahajud, maka bisa kita bayangkan bagaimana kekuatan manfaat (baru sebagian) dari shalat yang khusyu’.

Selain ketenangan dan kedamaian yang menjadikan kita berpikir jernih, shalat juga akan menjadikan diri kita optimis. Kenapa tidak? Allah akan menolong kita. Sebesar apa pun impian kita, semuanya kecil bagi Allah. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk menjadi pesimis jika kita yakin Allah akan menolong kita.

Belum lagi jika kita membaca hadits qudsi diatas dimana Allah mengatakan bahwa saat kita berdo’a, bagi kita apa yang kita minta. Ini juga akan menambah optimisme kepada kita, bahwa do’a kita memang akan dikabulkan oleh Allah. Jika do’a akan dikabulkan oleh Allah, maka secara otomatis kita akan optimis menyambut do’a kita.

Meski kita belum mengetahui solusi dari masalah yang sedang kita hadapi. Meski kita masih bingung bagaimana cara kita menggapai impian terliar kita, tapi kita yakin bahwa Allah akan menunjukan jalan keluar dan memberi solusi dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita. Oleh karena itu, kita akan selalu berpikir positif. Kita yakin, bukan tidak ada solusi atau cara, kita hanya belum menemukannya.

Jika kita belajar ilmu sukses, berpikir positif, atau optimisme adalah setengah dari keberhasilan kita. Meski belum tentu berhasil, jika kita yakin, peluangnya 50%. Jika Anda tidak yakin, jelas peluangnya akan jauh berkurang, bahkan ketidakyakinan Anda sampai menjadikan Anda berhenti, maka peluang keberhasilannya menjadi 0%.

Jika Anda sudah optimis, memiliki keyakinan 100%, artinya keberhasilan sudah digenggam setengahnya. Ikhtiar Anda akan jauh lebih mudah karena tinggal menyelesaikan 50% sisanya. Bahkan, jika keyakinan ditambahkan dengan sikap-sikap positif lainnya, akan menjadikan peluang keberhasilan kita menjadi 85%. Sikap positif adalah 85% faktor keberhasilan, sisanya adalah masalah teknis.

Ini memang hanya angka, meski angka ini diambil dari data empiris (pengalaman/riset). Namun bukan angka yang perlu kita perhatikan, tetapi berpikir positif akan menjadikan usaha kita semakin mudah. Pikiran positif akan membuka jalan menuju apa yang kita cita-citakan, untuk mendapai tujuan Anda tetap diperlukan ikhtiar, tetapi lebih mudah karena jalannya sudah terbuka.

Jika kita mendirikan shalat dengan khusyu’ maka pembentukan pikiran positif akan sangat cepat dan sangat kuat. Belum lagi, dengan pengulangan minimal 5 kali sehari, akan menjadikan pikiran positif begitu tertanam dengan kuat ke dalam pikiran kita.

Tidak ada konsep pengembangan diri yang lebih hebat dari kombinasi khusyu’ dan pengulangan yang intens. Ini akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pelakunya. Pengulangan saja tanpa kesadaran dan kehadiran tidak akan ada gunanya, karena apa yang kita ucapkan tidak akan pernah masuk ke dalam pikiran kita. Kesadaran dan kehadiran kita pun tidak akan memberikan bekas tanpa pengulangan yang inten.

Pembangkit Motivasi Paling Dahsyat

Jika pikiran positif adalah pembuka jalan menuju cita-cita Anda, maka motivasi bagaikan energi yang mendorong Anda untuk bertindak. Semakin besar motivasi yang Anda miliki maka akan semakin hebat tindakan Anda.

Seperti disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa kita akan mendapatkan energi yang dahsyat jika kita shalat khusyu’. Artinya akan membangun motivasi yang sangat besar dalam diri kita. Belum lagi, kondisi pikiran kita yang positif dan optimis akan meningkatkan motivasi juga. Sehingga sumber energi pendorong bagi orang yang shalat khusyu’ itu sangat besar.

Sungguh aneh jika ada orang yang biasa shalat namun malah loyo, maka tidak ada lagi jawaban yang tepat, bahwa penyebabnya orang tersebut tidak khusyu’ saat mendirikan shalat. Kalau dia merasa khusyu’, tetapi tetap loyo, artinya ini bisa menjadi bahan instropeksi.

Apa jadinya jika Anda memiliki motivasi yang kuat? Maka motivasi itu akan mampu mendorong diri Anda untuk bergerak, untuk menjemput rezeki sebesar mungkin, untuk berdakwah, dan berjihad. Anda akan bergerak dan terus bergerak meski ada hambatan yang menginginkan Anda berhenti.

Jika diibarakan sebuah mobil yang memiliki energi yang cukup, maka mobil itu bisa melaju dengan kencang dan sampai ke tujuan. Apa jadinya jika mobil tidak memiliki bensin yang cukup? Boro-boro bisa melaju kencang dan membawa muatan yang banyak, mobil akan dia terpaku tidak bergerak saat bensinnya habis. Bensin ini adalah analogi motivasi bagi diri kita yang akan menjadikan diri kita bergerak.

Sukses memang bisa kita raih dengan tindakan, namun tidak tidak akan jika tidak ada energi. Energi yang dimaksud bukan energi secara fisik saja, namun dengan shalat kita mendapatkan energi ruhiah, yang merupakan buah dari energi ketundukan.

Jumat, 06 Juli 2012

Fenomena Transit Venus


Liputan6.com, Bandung: Hari ini terjadi fenomena alam langka yang biasa disebut transit venus di matahari. Peristiwa yang terjadi dua kali dalam 100 tahun ini akan kembali terjadi pada tahun 2117. Tak heran bila banyak warga di berbagai daerah antusias melihat peristiwa langka tersebut.

Salah satu yang antusias adalah mahasiswa astronomi Institut Teknologi Bandung. Mereka sengaja memasang tiga buah teleskop ekuatorial untuk bisa melihat fenomena alam yang langka itu.

Menurut Ketua Himastron TIB M. Zamzam, satu teleskop disiapkan untuk keperluan pengamatan yang akan didokumentasikan. Dua telskop lain untuk mereka yang ingin melihat transit venus di matahari.

Di Sleman, Yogyakarta, sejumlah warga juga antusias melihat fenomena alam tersebut. Sejak pagi mereka bergantian menyaksikan secara langsung transit venus melalui tujuh teleskop yang disiapkan.

Transit venus sudah terlihat sejak sebelum matahari terbit hingga pukul 12 siang. Dari teleskop terlihat venus yang berbentu bintik kecil terus bergerak di matahari.

Sedangkan di Sukoharjo, masyarakat melihat fenomena transit venus di Observatorium Assalam. Namun karena peralatan terbatas, sebagian warga hanya bisa menyaksikan peristiwa ini melalui layar LCD yang disiapkan. Pengamatan fenomena ini sempat terhalang cuaca mendung.(ULF)